Rabu, 07 November 2012

Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M. Atho’ Muzhar).

Jenis Multikulturalisme. Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
  1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
  2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
  3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
  4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
  5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. 
 Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.


http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Akulturasi Psikologis

Akulturasi adalah penggabungan dua budaya yang berbeda yang merupakan hasil dari proses interaksi. Istilah akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) mempunyai pengertian proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi
Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu:
Faktor Intern
  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
  • Adanya penemuan baru. (Discovery) Penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. (Invention). Penyempurnaan penemuan baru. (Innovation pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
  • Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
  • Pemberontakan atau revolusi
Faktor Ekstern
  • Perubahan alam
  • Peperangan
  • Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai. 
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia.
Jadi, akulturasi psikologis adalah proses perilaku sosial dari percampuran budaya asing dengan budaya setempat tanpa harus menghilangkan kebudayaan setempat, dan lambat laun perilaku atau budaya asing tersebut dapat diterima oleh masyarakat setempat.
 
 http://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-yang-mempengaruhi-akulturasi.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi

Senin, 15 Oktober 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural


Pengertian Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.
Sebagai contoh dari akulturasi adalah Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan India dan kebudayaan Indonesia. Meskipun itu telah mempengaruhi kebudayaan setempat, namun hal tersebut tidak menghilangkan kebudayaan aslinya. Bisa juga dikatakan saling mempengaruhi kebudayaannya.

Pengertian Relasi Internakultural
Relasi internakultural atau biasa disebut dengan komunikasi budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Karena kebudayaan itu sendiri adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa akulturasi dan relasi internakultural saling berkaitan atau saling mempengaruhi. Karena akulturasi itu sendiri adalah percampuran budaya namun tidak menghilangkan budaya aslinya, dan tentu saja dalam proses akulturasi dipengaruhi oleh relasi internakultural untuk berkomunikasi, agar dalam proses tersebut dapat beradaptasi dan dapat menerima kebudayaan luar.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-akulturasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi

Senin, 08 Oktober 2012

Transmisi Budaya dan Biologis Serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan


Pada dasarnya transmisi budaya adalah Bagaimana mengirimkan informasi dari satu generasi ke generasi lain atau selanjutnya tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan.
Bentuk dari transmisi budaya:
1.     Sosialisasi
Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana ia menjadi anggota. Atau sosialisasi adalah suatu proses atau seluruh proses seumur hidup seorang individu tentang bagaimana cara seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan tentang cara hidup, menyesuaikan diri, norma-norma dan lain-lain.

2.     Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial dimana suatu kelompok dengan membawa kebudayaan tertentu bertemu atau dihadapkan pada suatu kelompok yang memiliki kebudayaan asing atau lain, tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.

3.     Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari budaya atau kultur  dan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses belajar.

Pengaruh Transmisi Budaya Terhadap Perkembangan Psikologi Individu

1.     Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu. Sosialisasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi individu karena sosialisasi merupakan suatu proses tentang bagaimana cara individu mempelajari tentang kebiasaan-kebiasaan cara hidup. Tanpa mempelajari itu maka individu tidak akan dapat hidup normal atau anti sosial. Sehingga psikologi individu pun akan terganggu atau tidak berkembang (tidak dapat menyesuaikan diri).
2.     Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu. Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dihadapkan oleh kelompok manusia lainnya dengan kebudayaan asing yang dimilikinya atau dibawanya. Sehingga saling mempelajari kultur tersebut tanpa harus menghilangkan kultur aslinya.
3.     Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu. Pada dasarnya enkulturasi mempelajari budaya atau kultur dari satu generasi ke generasi lain dengan melalui suatu proses belajar. Enkulturasi sangat mempengaruhi perkembangan psikologi individu karena enkulturasi terjadi pada lingkungan yang menerapkan aturan-aturan yang ada (adat, sistem norma, dan lain-lain).
Awal Masa Perkembangan  dan Pola keleketan Pada Ibu atau Pengasuh
Berdasarkan awal masa perkembangan dan pola kelekatan pada ibu atau pengasuh, transmisi budaya dapat terjadi pada setiap individu. Dimana hal tersebut melalu proses akulturasi maupun enkulturasi yang mempengaruhi psikologis individu. Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam transmisi budaya yang mempengaruhi pola perkembangan seorang. Jika dari kecil seorang anak terlalu banyak di asuh oleh pengasuh, maka anak tersebut akan lebih dekat atau melekat kepada pengasuh tersebut. Namun jika seorang anak dari kecil di asuh oleh ibunya, maka anak tersebut akan dekat dengan ibunya. Oleh karena itu awal masa perkembangan sangat penting, karena itu juga merupakan proses sosialisasi, akulturasi dan enkulturasi.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.imadiklus.com/2012/04/kajian-antropologi-teknologi-pendidikan-kasus-transmisi-budaya-belajar.html

Selasa, 25 September 2012

Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya serta menjelaskan hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain

Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Pada dasarnya budaya adalah sesuatu hal yang paling melekat di diri manusia, karena pada dasarnya budaya diciptakan oleh hasil karya manusia, guna untuk mendukung kehidupannya (turun-temurun). Jadi, psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan diantara psikologis dan sosio-budaya, ekologis dan ubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Pengertian Psikologi lintas budaya menurut Segall, Dasen, dan Poortinga (menurut para ahli), adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia didunia dan kaitan anatar perilaku yang terjadi.

Tujuan Dari Psikologi Lintas Budaya
Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya:
Menurut Berry dan Dassen (1974) disebut "tujuan membawa dan menguji". Jadi intinya bahwa psikolog berusaha membawa hipostesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain. Selain  itu tujuannya adalah menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas.
Jadi inti dari tujuan psikologi lintas budaya adalah mencari perbedaan serta persamaan fungsi secara psikologis dalam berbagai budaya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya Dengan Disiplin Ilmu Lain
Psikologi lintas budaya dengan antropologi. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial  yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Sehingga definisi ini sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Hanya sebagian kecil dimensi  manusia yang dicakup dalam budaya. Sebagai contoh adalah insting serta naluri (Sistem kesenian, bahasa, sistem religi da upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain).

Psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous. Psikologi indigenous memiliki sifat yang dinamis, terus bergerak seiring dengan peradaban dan kultur manusia yang ada didalamnya. psikologi indigenous itu sendiri mengenal tingkah laku asli dari masyarakat indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di indonesia. Jadi arti dari psikologi indigenous adalah proses percampuran dari psikologi setempat dengan psikologi luar. Dan hubungannya dengan psikologi lintas budaya adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat serta menambah ragam budaya yang ada di indonesia.

Selasa, 20 Maret 2012

Fenomena Yang Terjadi Pada Masyarakat Yang Disesuaikan Dengan Teori Psikologi Kesehatan Mental


Dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental bagi seseorang adalah orang yang dapat menyesuaikan diri. Orang yang dapat menyesuaikan diri secara realistis dan aktif sambil tetap mempertahankan stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang tinggi pada dirinya. Dan sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri secara aktif  dan tidak stabil maka dirinya menunjukkan rendahnya kesehatan mental yang ada pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan dalam menyesuaikan diri merupakan hal yang utama dalam kesehatan mental, karena tanpa hal tersebut kesehatan mental kita akan tidak maksimal.

Kemampuan dalam penyesuaian diri sebaiknya dilatih dan dibina sejak kecil, karena akan menjaga stabilitas diri hingga manusia itu berkembang. Dan pribadi yang sehat selalu ditandai dengan keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Perbaikan kemampuan dalam penyesuaian diri dapat dilakukan oleh siapa saja. Sebagai contoh seorang anak yang harus pindah sekolah karena mengikuti orangtuanya yang sedang bertugas, maka anak tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Karena jika tidak dapat menyesuaikan diri maka anak tersebut tidak memiliki kesehatan mental yang cukup baik, oleh karena itu kesehatan mental sangat perlu dijaga dan ditingkatkan guna tercapainya kesehatan mental yang ideal atau baik.

Senin, 19 Maret 2012

Psikologi Kesehatan Mental

Kesehatan mental merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau malajudjusment. Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).

Karakteristik mental yang sehat : Terhindar dari gangguan jiwa, dapat menyesuaikan diri, memanfaatkan potensi semaksimal mungkin, tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
Ilmu kesehatan mental yang pertama-tama bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental merupakan gabungan dari banyak bidang disiplin. Lingkupnya melampaui rumah kita, meliputi sekolah, lembaga agama, rumah sakit, dan lembaga-lembaga lain yang membantu mengembangkan reaksi-reaksi emosi yang stabil dan pola-pola tingkah laku yang diinginkan pada individu-individu dari segala usia. Di antara banyak bidang studi atau disiplin yang berkaitan erat dengan ilmu kesehatan mental adalah genetika, sosiologi, antropologi, psikiatri dan neurologi, psikologi, psikoanalisis, ilmu kedokteran psikosomatik (suatu cabang baru dari dari ilmu kedokteran), dan klinik psikiatri. Di bawah ini akan diuraikan sedikit disiplin-disiplin tersebut dalam hubungannya dengan kesehatan mental.

Jadi, kesehatan mental seseorang sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap individu, kesehatan mental yang baik akan melahirkan jiwa yang baik dan kesehatan mental yang buruk akan juga melahirkan jasmani yang buruk. Setiap manusia pasti menginginkan jasmani dan rohani yang sehat, akan tetapi hal itu akan bisa terwujud apabila setiap individu bisa menjaga kesehatan mental tersebut dengan baik dan mentaati setiap aturan yang berlaku.

Selasa, 17 Januari 2012

Pengalaman Membuat Laporan Wawancara Penggunaan Internet

Awalnya ibu dosen memberikan tugas perkelompok untuk mewawancarai mahasiswa atau mahasiswi mengenai penggunaan internet dalam kehidupannya .Ketika kami mewawancari, ternyata sebagian besar penggunaan internet adalah untuk browsing akun-akun sosial, namun ada juga yang untuk mencari tugas.

Berbagai macam mereka menggunakan internet, disamping itu mereka menggunakannya dalam sehari ada yang 1-2 jam, bahkan ada yang seharian pula. Mungkin itu juga menjadi kebiasaan masing-masing individu, atau saja itu merupakan hobi.

Dengan adanya atau dibuatnya laporan ini, saya jadi mengerti atau memahami penggunaan internet sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Ternyata ada bermacam-macam alasan orang menggunakannya. Dan sayapun jadi bisa belajar dalam membuat laporan yang baik