Jumat, 14 Januari 2011

TARI PENDET


          Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, adat istiadat, dan seni yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.Turis mancanegara banyak yang terkagum dengan budaya yang di Indonesia, salah satunya adalah tari pendet. Tari pendet berasal dari daerah Bali. Tari pendet adalah tari sambut khas Bali. Tarian ini merupakan tari yang disajikan untuk pembukaan acara atau untuk mengucapkan selamat datang pada acara resmi. Semula tarian ini adalah tari yang digunakan untuk pemujaan di depan pure, tetapi pada perkembangannya sangat populer untuk menjemput para tamu atau touris (wisatawan). Tarian ini sedikitnya ditarikan oleh 2 orang, dan durasi kurang lebih 7 menit. Tari yang tercipta awal tahun 70-an oleh seniman I Nyoman Kaler ini, menggambarkan penyambutan atas turunnya DewDewi kealam Marcapada. Tarian ini merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara.

          Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan, ditampilkan setelah tari Rejang di halaman pura. Biasanya penari menghadap ke arah suci (pelinggih) mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya. Selain tari Pendet, di Bali ada beberapa jenis tari-tarian yang dibawakan para gadis atau perempuan dewasa untuk kelengkapan pelaksanaan kegiatan ritual atau upacara keagamaan.

          Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi ‘ucapan selamat datang. Taburan bunga disebarkan di hadapan para tamu sebagai ungkapan selamat datang. Meski demikian, tarian ini tetap mengandung muatan-muatan sakral dan religius. Sebagaimana Pendet, tarian ini sifatnya feminin, karena menuntut gerakan-gerakan yang lemah gemulai.
Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia harus tetap melestarikan kebudayaan asli Indonesia, termasuk tari pendet ini. Karena agar tidak direbut oleh negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar